Pada dunia konstruksi kamu perlu mengetahui perbedaan baja ringan dan baja konvensional agar tidak salah pilih untuk membangun sebuah bangunan nantinya. Ada sejumlah hal yang menjadi pembeda, contohnya dari segi kekuatannya.
Dengan mengenal sejumlah perbedaan dari kedua jenis baja tersebut, maka sebagai pemilik bangunan, kamu dapat mempertimbangkan hal-hal lain yang penting, termasuk material pendukung dalam proses pembangunan.
Secara sekilas dengan melihat namanya, mungkin kamu langsung akan berpikiran perbedaan keduanya adalah pada bobotnya. Hal tersebut tidaklah salah dimana bisa dilihat lebih lengkap tentang pembeda lebih lengkapnya.
Perbedaan Baja Ringan dan Baja Konvensional yang Perlu Diketahui
Membangun sebuah hunian, toko, atau jenis bangunan lain menggunakan material baja harus mempertimbangkan jenisnya. Ada beberapa hal yang membedakan baja ringan dan baja konvensional seperti di bawah ini.
1.Pembuatan
Proses pembuatan dari jenis light dan conventional steel berbeda dimana tipe konvensional dibuat ketika wujudnya masih berupa liquid atau cairan. Suhu dari cairan ini sangat tinggi lalu dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan suatu teknik.
Sementara itu, light steel terbuat dari lembaran atau pelat yang dalam pembentukannya ketika wujudnya dingin. Proses akan dilanjutkan menuju pencetakan menggunakan bantuan teknologi mesin sehingga bentuknya jadi presisi.
2. Bahan Komposisi Karbon
Komposisi karbon menjadi salah satu bagian dalam rangka konstruksi ini dimana karbon baja cenderung lebih rendah yakni sekitar kurang dari 0.3%. Hal tersebut membuat material tersebut dikenal sebagai baja berkarbon rendah.
Kadar karbon konvensioan lebih tinggi dimana mencapai 0.30% sampai 1.70% dari berat keseluruhan materialnya. Perbedaan daya karbon mempengaruhi kekuatan tarik dan kekokohan sehingga semakin tinggi kadarnya semakin baik pula tingkat kekuatan tarik serta kekerasannya.
Baca Juga : Desain Pagar Besi Wiremesh dan Kelebihannya
3. Kekuatan
Pada perbedaan baja ringan dan baja konvensional berikutnya ada pada kekuatan dan daktilitasnya. Setelah kamu mengetahui daya karbon keduanya, maka bisa menilai bahwa konvensional mempunyai kekuatan lebih bagus.
Dalam hal daktilitas, light steel menjadi lebih unggul sebab mempunyai bobot ringan dengan keuletan tinggi jika dibandingkan jenis satunya.
4. Ketahanan terhadap Karat Baja
Baja yang berkualitas bagus dan awet harus mempunyai kekuatan ketahanan terhadap karat atau korosi. Dalam hal ini, baja jenis ringan mempunyai ketahanan lebih baik karena diberikan proses coating aluminium-zinc serta bahan lain sebagai anti karat.
Hal tersebut berbeda dengan konvensional yang mempunyai daya tahan terhadap karat kurang bagus. Kamu bisa memilih tipe ringan sebab dalam proses perawatannya nanti tidak akan mengeluarkan biaya renovasi besar.
5. Ketebalan
Dengan bobot lebih tipis, tipe ringan hanya mempunyai ketebalan mulai dari 0.2 mm sampai 1 mm. Maka dari itu, sangat mudah dalam proses instalasi, seperti menggunakannya untuk material atap atau genteng bangunan.
Tipe conventional steel memiliki ketebalan lebih besar yaitu 14 mm sehingga tidak heran jika bobotnya juga sangat berat.
6. Waktu Penggunaan
Keawetan material bisa menjadi bahan yang patut kamu pertimbangkan dalam membangun sebuah hunian atau jenis bangunan lainnya. Apabila kamu memilih baja ringan, maka waktu pemakaian akan lebih lama mengingat sifat anti korosifnya yang bagus.
Tipe conventional steel bukan berarti tidak awet, hanya saja pelindung anti karet yang diberikan kurang baik sehingga membuatnya mudah rusak. Ini tentu juga akan mempengaruhi penampilannya.
Baca Juga : Perbedaan Pipa Welded Dan Pipa Seamless
Jenis Baja Ringan yang ada di pasaran
Setelah mengenal perbedaan baja ringan dan baja konvensional, maka kamu bisa memilih jenis-jenis dari kedua material tersebut. Berikut jenis dari light steel.
1. Hollow
Jenis pertama adalah hollow yang dibuat dari material galvanis. Bentuknya balok dengan ujung persegi dan bagian dalamnya kosong dimana biasanya dipakai unyuk plafon, atap, atau kanopi.
2. Bondek
Bondek menjadi yang paling mudah kamu temukan sebagai rangka atap atau pengganti triplek. Gunanya adalah sebagai pelapis atau pembungkus dari tekanan beton.
3. Kaso
Kaso atau Truss menjadi opsi sebagai genteng karena sangat kuat. Kandungan zinc di dalamnya bisa menjaganya dari proses pengaratan.
4. Reng
Kamu mungkin paling sering mendengar tipe satu ini juga dimana berbentuk seperti bilah-bilah sebagai sangkutan genteng. Reng mempunyai kandungan zinc sehingga cocok untuk dipakai di cuaca seperti di Indonesia.
Jenis Baja Konvensional
Jenis selanjutnya adalah konvensional. Kamu bisa cek macam-macamnya sebagai referensi seperti di bawah.
1. IWF
Baja Wide Flange atau IWF mempunyai bentuk balok untuk digunakan sebagai kolom, tiang pancang, kanopi, column, dan lainnya.
2. UNP
Tipe UNP mirip dengan WF dimana juga disebut sebagai Profil U, Kanal U, dan U-channel. Tetapi, baja ini jarang dipakai karena mudah menekuk.
3. Plat Hitam
Kegunaan plat hitam adalah sebagai pembuat rangka, lambung kapal, serta masih banyak lagi. Semua produk plat hitam dibuat dengan proses ketat sehingga hasilnya berkualitas.
4. Siku
Besi siku mempunyai bentuk sama kaki serta secara umum ukurannya antara lain 50 mm sampai 250 mm. Umumnya dipakai sebagai rak lemari, dan sandaran buku.
Itu dia ulasan tentang perbedaan baja ringan dan baja konvensional. Kamu bisa mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis baja tersebut sesuai kebutuhan.